bukan demi untuk rasa marah, tapi sepatutnya untuk disyukuri.

Rabu, 15 Desember 2010

Kebahagian sejati

Mengejar pengalaman yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang kita tidak suka merupakan sifat manusiawi pada manusia. Entah sadar atau tidak sadar, kita selalu berupaya untuk mengulang setiap hal yang membuat hati kita senang dan selalu berupaya pula untuk menghindari apa yang mungkin dapat menyakiti hati kita.

Hal-hal apa saja sih yang membuat kita merasa senang atau bahagia?

Pada kenyataannya setiap orang punya sumber yang menjadikan dirinya bahagia,ada yang dengan melakukan perjalanan-perjalanan ke tempat-tempat indah, walaupun tidak semua orang bisa mendapatkan privilege ini. Ada yang merasa bahagia dengan makan, ya…siapa yang tidak senang dengan kegiatan ini. Ada yang merasa dengan banyak uang akan memberikan kebahagian tersendiri bagi dirinya. begitupun dengan saya. kebahagiaan besar itu datang di saat saya sedang berada dalam masa-masa sulit dalam hidup. Permasalahan keluarga yang membuat kepala ini mumet setiap melihat pola tingkah laku orang tua yang tidak ubahnya seperti anak kecil.

Kebahagiaan itu datang ketika saya sedang memberikan hak orang lain yang ada pada rezeki yang datang pada saya. Dengan sedekah yang saya berikan kepada seorang pemain musik jalanan yang melantunkan nada-nada yang sulit saya pahami dari sebuah alat yang bernama kecapi (di Makassar disebut Sinrili). Setelah lama melihat dia duduk di emperan jalan yang biasa saya lalui saat ke kampus. terkadang saya memberikan selembar uang seribuan tanpa adanya interaksi yang lebih hanya lewat, menaruh selembar uang seribuan itu di kaleng, dan pergi berlalu tanpa adanya sebuah interaksi.

Namun, hari itu berbeda. Dengan rezeki lebih dari uang beasiswa yang saya peroleh, saya memberikan hak orang pada apa yang saya miliki kepada Pak Tua renta itu. Ya, dia sudah berumur kurang lebih 70 tahun, ia sendiri kurang mengingat pasti. Namanya Dg. Kulle, walaupun hari itu terik panas matahari, saya masih betah jongkok di pinggir jalan tempat Dg. Kulle sering mangkal. Sedekah yang lebih dari hari biasanya itu membuat dia senang bukan main. Membuat sebuah kebahagiaan kecil inilah yang saya anggap kebahagiaan besar bagi saya. Teringat dari pesan dari Madam Margaret, seorang ibunda sepanjang zaman yang begitu mencintai dunia anak-anak. Dia berpesan.”kebahagiaan itu tidak hanya kita temukan dengan cara mencari kebahagian pribadi. Kebahagiaan juga bisa kita temukan dengan cara membagi kebahagian dengan orang lain

Diapun berkata pada saya,”semoga rezekinya lancar, nak!”ujarnya sambil memukul pundakku (dalam hati ketawa sendiri, kenapa dia tidak mendoakan dirinya sendiri .hahaha). yah… mungkin hanya itu yang bisa dia lakukan untuk membalas apa yang saya berikan padanya walaupun itu kecil. Saya hanya bisa menjawab,”Amin, pak!”. Hingga saya beranjak pergi dari tempat itu mengingat saya ada janji saya dengan pimpinan di tempat saya magang saat ini, walaupun pada dasarnya, saya memang sudah terlambat. Dia memegang kembali pundakku, ia menambahkan doanya padaku,”semoga diberikan jodohnya segera”.hahaha…saya hanya bisa tertawa sambil berkata dalam hati “Amin”.

Sejak hari itu, saya tidak melihat dia lagi di tempat biasanya, tempat mengais rezeki untuk sesuap nasi bagi keluarganya yaitu dengan memberikan kesenangan kembali pada orang lain lagi yang suka akan musik yang ia lantunka. Setidaknya ia masih berusaha untuk memperoleh setitik rezeki dari orang lain tanpa mengemis. Ya..saya tidak menyebut dirinya pengemis karena dia juga menampilkan kemampuannya dalam memainkan petikan nada-nada di alat musik kecilnya itu. Entah apa yang sedang terjadi pada pak tua itu? Semoga ia dalam keadaan yang baik. Semoga suatu saat saya bisa kembali bersua dengannya….orang yang memberikan saya setitik kebahagiaan dalam masa-masa tersulit dalam hidupku.

(Tulisan ini tidak bermaksud untuk bersifat Riya’. Dimana seolah ingin dikatakan baik oleh orang lain. Sama sekali tidak, kawan!. Hanya satu yang saya ingin mengukir kebahagian yang saya alami lewat tulisan jelek ini)
Read More

Menyerah

Mungkin orang akan memilih bebas

Namun, aku berada pada pilihan menyerah

Walau kutahu wajah kebebasan itu

Namun, keadaan yang menuntutkan untuk setia pada menyerah

Aku hanya mau menyerak padamu

Karena aku menyerah pada apa yang aku sukai

Termanis dari yang paling manisnya kebebasan

Tapi kau menyuruhku menyerah pada yang lain

Aku tidak mungkin melakukannya

Karena kalau aku menyerah pada orang lain

Pastilah aku tidak dapat menyerah padamu

Aku hanya bisa diam dan menyerah!
Read More

Kamis, 09 Desember 2010

Tuhan,,,izinkan aku membunuh sekali ini saja

satu hal yang kini paling aku hindari adalah memanggil seseorang yang menjadi pasangan ibumu..
"Ayah" sebuah panggilan yang amat menakutkan

Disaat semua orang tengah sibuk membanggakankan seseorang yang dia panggil "Ayah"(teringat iklan minuman di televisi), aku hanya bisa menggerutu dalam hati,mengapa harus ada panggilan itu..
Disaat semua orang senang menceritakan tentang seseorang yang ia panggil " Ayah", aky hanya bisa diam dalam luka yang membuatku semakin menghindari untuk mengucapkan panggilan itu.

"Ayah" hanyalah orang yang bisa menyakiti ibu, aku, dan saudara-saudaraku yang lain,,,
dia hanya mampu membuat kami menangis dalam gelap,,,
menangis dengan semua yang telah digariskan pada Aku, Ibu, dan saudara-saudaraku yang lain...

mungkin,,Tuhan memilih kami dengan semua kisah hidup yang mungkin Tuhan hanya percaya pada kami..hamba-hamba lemahnya yang mampu melewatinya.,
tapi Tuhan,,,sungguh,,,aku tidak mampu..

Dia hanya perusak ketentraman dalam rumah kecil kami,,,kami bahagia kalaupun saya tidak pernah memiliki seseoarang yang kupanggil "Ayah",,,dibanding memiliki tapi seolah tak ada...

luka yang ini ia berikan sejak aku masih kecil...semua hal yang ia lakukan masih tertanam dengan begitu nyata di benakku,,,
kadang rasa iri itu datang ketika teman begitu senangnya bercerita tentang seseorang yang ia panggil "ayah".
tapi, mengingatnya hanya menambah goresan pada luka yang mungkin sudah menjadi borok."Ayah" hanyalah seorang perusak ketentraman hati ini, Tuhan!!!!

Aku benci dia Tuhan,,,marah,,,kecewa dengan semua sifat arogan , egois dan ketidakpeduliannya akan sebuah keluarga yang harmonis,,,

jika semua temanku sibuk bermanja-manja pada orang yang ia panggil " ayah"...
aku hanya sibuk memikirkan cara untuk menyembuhkan luka yanh ia torehkan padaku,,
bahkan, saya tidak mampu mengingat kebahagian apa yang ia berikan padaku, ibu, dan saudaraku yang lain.
hati ini sudah mati untuk seseorang yang sewajarnya kupanggil "Ayah".....

tumbuh dalam atmosfir keluarga seperti ini, membuatku menjadi perempuan yang sok tegar tapi rapuh..
ya,,tameng sok tegar ini yang membungkus kerapuhan hati ini,,
membuat diri ini menjadi sosok yang selalu berupaya mengandalkan diri sendiri..
ya,,,saya hanya perempuan biasa yang terbiasa bisa..

terlihat lemah, tak berdaya, menjadi hal yang paling aku hindari. mungkin hal inilah yang menjadikanku perempuan keras. yah...itu upaya sok tegar tadi.

Tuhan...
apakah kau sudah mendengar keluh kesahku tentang seseorang yang seharusnya aku panggil "Ayah"
maka Tuhan,,,izinkan aku membunuh satu orang yang seharusnya aku panggil " Ayah" itu,,,kali ini saja,,dan satu orang ini saja Tuhan.,,
aku hanya menuggu izinmu Tuhan...
Read More

Minggu, 05 Desember 2010

Air mata

hey perempuan...
berhentilah menangis, air matamu terlalu mahal untuk hal itu.
sudahlah,,,,
bukankah hal itu tak seberapa dari apa yang telah kau alami..
sudahlah...berhentilah menangis..
hanya membuat dirimu tampak lemah.
dan membuat dia seolah telah merasakan kemenangan...

berhentilah..
jangan kau sia-siakan isakan tangismu,,
walaupun hatimu sangat sakit,,
jangan tampakkan dirimu itu lemah..
jadilah perempuan yang tegar...
Read More

Link Blog

About Me

Foto saya
makassar, sulawesi selatan, Indonesia
hanya seorang perempuan biasa yang terbiasa bisa

Search

Blogger templates

© mozaic cymbidium, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena